Blogger Widgets

Minggu, 03 Februari 2013

Biarkan Hati Berkata Part 4


BIARKAN HATI YANG BERKATA *part 4*

Gundah mulai mengusik hatiku, getaran yang tak menentu bagai suara gemuruh petir yang menggelegar. Tak bisa aku menggambarkannya ataupun melukisnya, terlalu sulit jika kulukiskan dengan lukisan nyata, hanya akan mengiris hatiku saja. Aku tertegun, mulutku ternganga dan hentakan hatipun menghampiri, membuatku linglung seketika. Cintaku itu, lelaki yang baru menyatakan cintanya kepadaku tiba-tiba membuatku bodoh selama ini.Tidak! bahkan sahabatku sendiri. Lelaki itu dan sahabatku. Yahh.. mereka berdua terlalu rapi menyimpannya dari hadapanku. Bagaimana tidak, jika lelaki itu tak mengatakannya aku tak kan pernah tau. Aku merasa salah padamu sobat, kau mengucurkan mutiara bening dari matamu demi sang lelaki yang mencintaiku. Kenapa kau tak katakan padaku sebelumnya, aku hanya bisa merobek hatimu tanpa ku tahu. Di depanku kau tampakkan senyum manismu, bercengkrama hangat denganku seolah kau tak tahu apapun. Tapi tanpa ku sadari dibelakangku, hatimu mungkin seperti tergores pisau, hingga menimbulkan luka yang amat perih. Sahabat... aku berterimakasih padamu. Semampuku akan kubalas dengan cintaku setelah kau korbankan cintamu untukku. Kau sahabatku, dan lelaki itu juga sahabatku sekaligus cintaku. Maka tetaplah kalian berdua menjadi sahabat sejatiku.

****
Senja kembali menghampiriku, hujan kembali mengguyur bumi tanpa kusuruh. Aku belum pulang juga sejak tadi pagi. Aku masih berada di sekolah, rasanya aku ingin pulang tetapi langit belum usai menumpahkan tangisnya.
" hey, aku mengecewakanmu, maafkan aku!"
terdengar suara laki-laki itu mengatakan sesuatu padaku.
"mengecewakan? hah sama sekali tidak!"
jawabku enteng
"kenapa kau meninggalkanku saat kompetisi itu!"

"aku tadi dipanggil teman." Jawabku sekenanya

maafkan aku, aku tak bisa melihatmu. Itu hanya akan membuat hatiku tak tenang, lebih baik aku pergi dan berdoa seorang diri agar aku bisa mendengar kabar gembira yang kubawakan untukku. Namun jika kau tak bisa menghasilkan apapun, aku cukup bahagia melihatmu berusaha walau sejenak aku memandangnya.

***
Liburan kembali mewarnai duniaku. Yaa dunia pelajar, rasanya aku ingin tidak ada liburan. Liburan teramat panjang hingga kadang membuatku jenuh, sang lelaki itu takkan pernah merasa jenuh. Bagaimana tidak, hari-harinya selalu diwarnai kesibukan dan sungguh membuatku cemas. Tapi aku hanya bisa berkata pada Tuhan lalu kuceritakan padaNya bahwa aku merindukan dan mengkhawatirkannya. Tak lupa aku minta padaNya tolong jaga dan lindungi dia.
Hari ini, aku kembali jenuh. Aku putuskan untuk keluar rumah bersama teman. Ah.. aku bertemu dengannya. Di tengah-tengah kesibukannya. Sepertinya aku mengganggunya. Ah.. tidak! dia menghampiriku.
deg..deg..deg..
wahh kenapa ini hatiku, kenapa aneh gini.Benar-benar membuatku frustasi.
"kenapa kau kemari? sudah kubilang kan bahwa hari ini akan turun hujan!"
dia mendekat
"siapa yang pergi kesini untuk menemuimu, aku hanya main!"
jawabku asal-asalan
"kau selalu seperti itu, suka ngeyel!"
Dia masih di sampingku

Hujan lagi-lagi menghampiri kami tanpa persmisi. Kesejukannya membuatku tak kuat menahan dingin yang terasa. Kenapa hujan selalu ikut nimbrung di saat aku bersamanya, apa hujan juga ingin merasakan apa yang kami rasakan. Yasudahlah, hujan... temani kami ya!
" sepertinya minum bersama akan terasa menyenangkan di saat susana seperti ini."
ideku tiba-tiba nongol begitu saja
"yaa aku rasa begitu"

Jika aku bersamanya selalu seperti itu tertawa dan bercerita hingga waktu terasa begitu cepat. Kubuatkan jelly untuknya, dia memakannya hingga habis. Membuatku tersenyum mengembang.

"terimakasih sudah kau luangkan waktumu untukku." katanya

Tak ku sangka hari ini terasa menyenangkan.

0 komentar:

Posting Komentar